Senin, 03 Juni 2013

Laporan Praktikum Mikroskop


I.                   Judul : Penggunaan Mikroskop
II.                Tujuan :
1.      Memperkenalkan  komponen-komponen mikroskop dan cara penggunaannya.
2.      Menentukan luas bidang pandang mikroskop.
3.      Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati di bawah mikroskop.
III.             Dasar Teori
            Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat kecil dalam  jarak yang dekat. Dalam  bentuknya yang paling sederhana, mikroskop terdiri atas dua lensa cembung. Lensa yang terdekat dengan benda yang disebut lensa obyektif, membentuk bayangan sejati dari bendanya. Bayangan  ini diperbesar dan  terbalik. Lensa yang terdekat dengan  mata yang disebut lensa okuler, digunakan sebagai kaca pembesar sederhana untuk melihat bayangan yang dibentuk oleh obyektifnya. ( Tr ipler, 2001:523 ).
Kemampuan lain yang dimiliki oleh mikroskop adalah daya pisah. Daya pisah adalah kemampuan suatu obyektif  untuk memisahkan dua buah titik yang sangat berdekatan di dalam struktur  pada suatu obyek. Jadi, makin besar kemampuan suatu obyek, makin kecil jarak dua buah titik yang berdekatan yang dapat dilihat secara terpisah dengan mikroskop tersebut.  ( Lelono,2002:2 ).
Ada 2 prinsip dasar  yang berbeda untuk mikroskop, yang pertama mikroskop optik, yang  kedua  mikroskop elektron. Mikroskop optik lebih sering digunakan dan sudah dimiliki oleh  sebagian besar dari sekolah  menengah. Dari  mikroskop optik ini perlu dibedakan antara  mikroskop Biologi dan stereo. Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan benda-benda tipis dan transparan. Sedangkan  mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu halus , dapat tebal maupun tipis,transparan maupun tidak. (Paijatmo,1999:2).
Perbesaran yang sering terdapat pada mikroskop Biologi adalah sebagai berikut:
a.       Objektif   4x,   okuler 10x,   perbesaran total 40x
b.      Objektif 10x,   okuler 10x,   perbesaran total 100x
c.       Objektif 40x,   okuler 10x,   perbesaran total 400x
Obyek yang paling kuat untuk mikroskop optik adalah 100x, yang disebut objektif imersi, karena pengunaannya harus dengan minyak imersi. (Paijatmo, MSC, Drs.Widjojo, Paijatmo,1999:2).
Proses kerja mikroskop cahaya dimulai dengan cahaya yang ditangkap oleh cermin yang  memiliki dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung, kemudian cahaya dari sumber cahaya dipantulkan dari sumber cahaya ke kondensor. Kondensor itu sendiri berfungsi untuk mengumpulkan cahaya dan memfokuskan cahaya yang masuk dari sumber cahaya ke dalam lensa, untuk pengaturan intensitas cahaya sendiri dapat dilakukan dengan cara menaikkan dan menurunkan kondensor. Cahaya yang telah terkumpul dikondensor akan dipancarkan ke obyek atau preparat yang diamati. Preparat yang diletak dibawah lensa obyektif akan terbentuk bayangan yang bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. Bayangan benda pada lensa obyektif dianggap sebagai benda untuk lensa okuler sehingga akan terbentuk bayangan akhir yang bersifat maya, terbalik, dan diperbesar. Dengan demikian perbesaran pada mikroskop terjadi dalam dua tahapan yaitu perbesaran oleh lensa obyektif dan perbesarn oleh lensa okuler. ( Sasika,2008 ).
Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. ( IPB,2010 ).
A. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung  bawah  mikroskop  terdapat  tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain. ( IPB,2010 ).
Pada mikroskop konvensional, sumber  cahaya masih berasal dari  sina r matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari.           ( IPB,2010).
Lensa obyektif bekerja daalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dan mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. ( IPB,2010).
Lensa okuler  merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan  mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4-25 kali. ( IPB,2010).
Lensa kondensor berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang  akan difokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal, dua benda akan tampak menjadi satu. Perbesaran akan kirang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik. ( IPB,2010).
B. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. ( IPB,2010).
Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati. ( IPB,2010).
Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali, sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai mikroskop,  sedangkan pengatur perbesaran terletak diatas pengatur fokus. ( IPB,2010).
C. Mikroskop Elektron
            Sebagai gambaran mengenai mikroskop elektron kita uraikan sedikit dalam buku ini. Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan untuk mengamati struktur detil internal sel. (IPB,2010)
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler. Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya. ( Indriani,2010).
Berikut adalah bagian-bagian  mikroskop beserta fungsinya:
a.      Lensa Okuler,  yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
b.      Lensa Objektif,  lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini  membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
c.       Tabung Mikroskop (Tubus),  tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
d.      Makrometer  (Pemutar Kasar),  makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.
e.       Mikrometer (Pemutar Halus),  pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
f.       Revolver,  berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
g.      Reflektor,  terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
h.      Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
i.        Kondensor,  kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan.
j.        Meja Mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
k.      Penjepit kaca,  berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
l.        Lengan Mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.
m.    Kaki Mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
n.      Sendi Inklinasi (Pengatur Sudut), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop. 
( Indriani,2010).
Cara Menggunakan Mikroskop
            Agar diperoleh daya pisah yang maksimal, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Letakkan mikroskop di tempat terang, buka diafragma sampai maksimal;
2.      Atur posisi cermin datar / cekung sedemikian rupa sehingga kaca kondensor sampai maksimal dengan memutar tombol kondensor;
3.      Naikkan kondensor sampai maksimal dengan memutar tombol kondensor;
4.      Tempatkan preparat di meja mikroskop;
5.      Turunkan tabung mikroskop sampai lensa obyektif hampir menyentuh gelas penutup;
6.      Melalui lensa okuler, amati preparat sampai terfokus dengan cara memutar pengatur kasar dan pengatur halus.
Catatan : pada saat menggunakan mikoskop, gunakan lensa okuler dan obyektif perbesaran lemah terlebih dahulu. Aturlah celah diafragma sehingga diperoleh pencahayaan yang cukup. ( Waluyo, 2012:2 ).
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menggunakan Mikroskop
1.      Peganlah erat-erat mikroskop dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain pakailah untuk menyangga kaki mikroskop;
2.      Meja preparat harus tetap horisontal untuk menjaga agar preparat tidak jatuh;
3.      Bersihkan lensa hanya dengan kertas/kain khusus untuk lensa ( soft tissue );
4.      Biasakan kedua mata tetap terbuka ketika mengamati preparat;
5.      Setelah menggunakan mikroskop, putar pengatur kasar agar terdapat jarak antara lensa obyektif dengan meja mikroskop, aturlah posisi cermin dalam posisi tegak. Bersihkan lensa obyektif bila terkena minyak emersi dan bersihkan pula meja mikroskop dari kotoran atau tumpahan medium dengan tissue.
6.      Simpan mikroskop dalam lemri yang diberi pengatur suhu.
 ( Waluyo, 2012:3 ).













IV.             METODE PRAKTIKUM
4.1 Alat dan Bahan
·         Alat
            1. Mikroskop
2. Gelas objek dan gelas kaca
3. Pipet tetes
·         Bahan
            1. Potongan kertas yang bertuliskan huruf “b” dan “d”
            2. Air

4.2 Langkah kerja.
a. Pengamatan huruf “d” atau “b”
Meletakkan potongan huruf “b” atau “d” pada gelas objektif
 

Menutup gelas objek dengan gelas penutup
 

Mengamati preparat dengan dengan menggunakan perbesaran
 lensa objektif lemah
Membandingkan letak bayangan obyek dengan letak obyek yang diamati
Menggambar bayangan yang tampak pada mikroskop
 



Mengamati melalui lensa okuler, arah  gerak bayangan dengan  menggeser
preparat dari kiri ke kanan

b.      Mengukur Luas Bidang pandang
Meletakkan potongan huruf “b” atau “d” pada gelas objektif
Menutup gelas objek dengan gelas penutup
Mengamati preparat dengan dengan menggunakan perbesaran
 lensa objektif lemah
Memperhatikan bahwa dibagian samping kiri dan di belakang meja preparat terdapat
 skala yang menentukan dua sumbu
Mengamati melalui lensa okuler letak huruf “d” atau “b”
Menggeser huruf tersebut ke arah kiri sampai batas terakhir huruf terlihat
Menandai pada angka berapa letak titik dengan melihat angka pada skala
Menggeser ke arah kiri sampai posisi yang sama dicapai oleh bagian kanan


Menghitung luas bidang pandang dengan menghitung selisih antara kedua titik
( diameter bidang pandang) dengan rumus L=  p r2.



V.                HASIL PENGAMATAN

Ø  b           q , bayangan maya, terbalik dan diperbesar.
¬  Preparat di gewser ke kanan, bayangannya ke kiri.
¬  Preparat di geser ke kiri, bayangannya ke kanan.
¬  Preparat di geser ke belakang, bayangannya ke depan.
Ø  d           p. bayangan maya, terbalik diperbesar.
¬   Preparat di gewser ke kanan, bayangannya ke kiri.
¬  Preparat di geser ke kiri, bayangannya ke kanan.
¬  Preparat di geser ke belakang, bayangannya ke depan.
Menghitung luas bidang pandang.
1.      Diketahui :
S1         =128 mm                                 Geser atas        = 15 mm
S2         =134 mm                                 Geser bawah   = 8 mm
d1         =6 mm                                     d2                     =7 mm                        
r           = ½ d                                       r                       =1/2 d
            = ½ (6)                                                                        =1/2 (7)
            = 3 mm                                                            =3,5
Ditanya: L...?                                      Ditanya: L...?


Jawab:                                                 Jawab:
L= p  r2                                                               L= p r2
   = 3,14 (3)2                                                       = 3,14 (3,5)2
   = 3,14 (9)                                            =3,14 (12,25)          
   = 28,26 mm2                                                   =38,465 mm2
Gambar bayangan : maya, terbalik,diperbesar        p                       q
2.      Diketahui:
S1         = 138 mm                                            Geser atas        = 9 mm
            S2         =144 mm                                             Geser bawah   = 6 mm
            d1         =6 mm                                                 d2                     = 3 mm
            r           =1/2 d                                                  r                       = ½ d
                        =3 mm                                                                         = 1,5 mm
            Ditanya: L...?                                                  Ditanya: L= ...?
            Jawab:                                                             Jawab:
            L= p r2                                                             L= p r2
              = 3,14 (3)2                                                       = 3,14 x (1,5)2
              = 3,14 x 9                                                        = 3,14 x 2,25
             = 28,26 mm2                                                     = 7,065 mm2

            Gambar bayangan : maya, terbalik,diperbesar            d                  p


VI.             PEMBAHASAN
1.      Pengamatan Potongan Huruf “d” atau “b”
Berdasarkan hasil pengamatan yang  telah kami lakukan, letak bayangan huruf “d” berubah menjadi  huruf  “p” dan letak bayangan huruf “b” berubah menjadi huruf “q”. Bayangan bukan merupakan bayangan cermin. Hal ini dikarenakan bayangan yang di bentuk oleh lensa objektif  berada di ruang I ( antara O dan F ) lensa okuler. Lensa okuler berfungsi sebagai lup. Oleh karena itu bayangan yang terlihat (bayangan akhir ) maya, diperbesar, dan terbalik terhadap arah benda aslinya.
            Namun, apabila benda yang diamati di letakkan di ruang II ( antara F dan 2F ) dari lensa obyektif. Maka, bayangan yang terbentuk bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
            Apabila preparat digeser ke kanan, maka bayangan akan bergeser  ke arah yang berlawanan yaitu ke kiri. Begitu juga apabila preparat digeser ke belakang, maka bayangannya akan bergeser ke depan.
2.      Pengukuran Luas Bidang pandang
a.       Potongan huruf “b”
Jika gelas obyek digeser ke kanan maka bayangan bergeser ke kiri dan berhenti pada angka 128. Sedangkan jika gelas obyek digeser ke kiri maka bayangan bergeser ke kanan sdan berhenti pada angka 134.
Diameter         = nilai terbesar-nilai terkecil
                        = 134-128
                        = 6mm
Jari-jari            = 3mm
L= p r2 = 3,14 (3)2
             = 3,14 (9)
             = 28,26 mm2
Jika gelas obyek digeser ke belakang maka bayangan bergeser ke depan sebesar 15 mm. Sedangkan jika gelas obyek digeser ke depan maka bayangan bergeser ke  belakang sebesar 8 mm.
Diameter         = nilai terbesar-nilai terkecil
                        = 15 - 8
                        = 7 mm
Jari-jari            = 3,5 mm

L= p r2 = 3,14 (3,5)2
             = 3,14 (12,25)
             = 38,465 mm2

b.      Potongan huruf “d”
Jika gelas obyek digeser ke kanan maka bayangan bergeser ke kiri dan berhenti pada angka 138. Sedangkan jika gelas obyek digeser ke kiri maka bayangan bergeser ke kanan dan berhenti pada angka 144.
Diameter   = nilai terbesar-nilai terkecil
                  = 144-138
                  = 6 mm
Jari-jari      = 3 mm
L= p r2 = 3,14 ( 3 )2
             = 3,14 (9)
             = 28,26 mm2
Jika gelas obyek digeser ke belakang maka bayangan bergeser ke depan sebesar 9 mm. Sedangkan jika gelas obyek digeser ke depan maka bayangan bergeser ke  belakang sebesar 6 mm.
Diameter   = nilai terbesar-nilai terkecil
                  = 9 - 6
                  = 3 mm
Jari-jari      = 1,5 mm
L= p r2 = 3,14 (1,5)2
       = 3,14 (2,25)
       = 7,065 mm2







VII.          PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Bagian utama yang  menyusun mikroskop, yaitu bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler. Serta bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.
Untuk menentukan luas bidang pandang dapat digunakan rumus L = p r2. Sebelum kita mencari luas bidang pandang, kita harus mencari jari-jari terlebih dahulu dengan memperhatikan pada angka berapa letak titik preparat berhenti pada skala.
Bayangan yang dihasilkan oleh mikroskop adalah maya, terbalik dan diperbesar. Arah gerak bayangan berlawanan dengan arah gerak obyek yang sebenarnya. Apabila benda di geser ke kiri, maka bayangan akan bergeser ke kanan begitu pula sebaliknya.

7.2 Saran
             Harus berhati-hati dalam  menggunakan  mikroskop dan lebih teliti dalam  melakukan pengukuran angka  menggunakan  skala yang terdapat  di bagian samping kiri dan di belakang meja preparat.