I.
Judul : Penggunaan Mikroskop
II.
Tujuan :
1. Memperkenalkan
komponen-komponen mikroskop dan cara
penggunaannya.
2. Menentukan
luas bidang pandang mikroskop.
3. Mempelajari
cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati di bawah mikroskop.
III.
Dasar Teori
Mikroskop
merupakan alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat kecil
dalam jarak yang dekat. Dalam bentuknya yang paling sederhana, mikroskop
terdiri atas dua lensa cembung. Lensa yang terdekat dengan benda yang disebut
lensa obyektif, membentuk bayangan sejati dari bendanya. Bayangan ini diperbesar dan terbalik. Lensa yang terdekat dengan mata yang disebut lensa okuler, digunakan sebagai
kaca pembesar sederhana untuk melihat bayangan yang dibentuk oleh obyektifnya.
( Tr ipler, 2001:523 ).
Kemampuan lain yang
dimiliki oleh mikroskop adalah daya pisah. Daya pisah adalah kemampuan suatu
obyektif untuk memisahkan dua buah titik
yang sangat berdekatan di dalam struktur pada suatu obyek. Jadi, makin besar kemampuan
suatu obyek, makin kecil jarak dua buah titik yang berdekatan yang dapat
dilihat secara terpisah dengan mikroskop tersebut. ( Lelono,2002:2 ).
Ada 2 prinsip
dasar yang berbeda untuk mikroskop, yang
pertama mikroskop optik, yang kedua mikroskop elektron. Mikroskop optik lebih
sering digunakan dan sudah dimiliki oleh sebagian besar dari sekolah menengah. Dari
mikroskop optik ini perlu dibedakan antara mikroskop Biologi dan stereo. Mikroskop
biologi digunakan untuk pengamatan benda-benda tipis dan transparan.
Sedangkan mikroskop stereo digunakan
untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu halus , dapat tebal maupun tipis,transparan
maupun tidak. (Paijatmo,1999:2).
Perbesaran yang sering
terdapat pada mikroskop Biologi adalah sebagai berikut:
a. Objektif 4x,
okuler 10x, perbesaran total 40x
b. Objektif
10x, okuler 10x, perbesaran total 100x
c. Objektif
40x, okuler 10x, perbesaran total 400x
Obyek yang paling kuat untuk
mikroskop optik adalah 100x, yang disebut objektif imersi, karena pengunaannya
harus dengan minyak imersi. (Paijatmo, MSC, Drs.Widjojo, Paijatmo,1999:2).
Proses
kerja mikroskop cahaya dimulai dengan cahaya yang ditangkap oleh cermin yang memiliki dua jenis cermin yaitu cermin datar
dan cermin cekung, kemudian cahaya dari sumber cahaya dipantulkan dari sumber cahaya
ke kondensor. Kondensor itu sendiri berfungsi untuk mengumpulkan cahaya dan
memfokuskan cahaya yang masuk dari sumber cahaya ke dalam lensa, untuk
pengaturan intensitas cahaya sendiri dapat dilakukan dengan cara menaikkan dan
menurunkan kondensor. Cahaya yang telah terkumpul dikondensor akan dipancarkan
ke obyek atau preparat yang diamati. Preparat yang diletak dibawah lensa
obyektif akan terbentuk bayangan yang bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
Bayangan benda pada lensa obyektif dianggap sebagai benda untuk lensa okuler
sehingga akan terbentuk bayangan akhir yang bersifat maya, terbalik, dan
diperbesar. Dengan demikian perbesaran pada mikroskop terjadi dalam dua tahapan
yaitu perbesaran oleh lensa
obyektif dan perbesarn oleh lensa okuler. ( Sasika,2008 ).
Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek
yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga
dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop
dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. ( IPB,2010 ).
A.
Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali.
Mikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri
dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa
obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak
pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk
lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop
terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa
dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja
mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah
kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop
yang lain. ( IPB,2010 ).
Pada mikroskop
konvensional, sumber cahaya masih
berasal dari sina r matahari yang
dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah
kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada
mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya
matahari. ( IPB,2010).
Lensa obyektif bekerja
daalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian
renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting lensa obyektif
adalah memperbesar bayangan obyek dan mempunyai nilai apertura (NA). Nilai
apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan
daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan
sebagai dua benda yang terpisah. ( IPB,2010).
Lensa okuler merupakan lensa mikroskop yang terdapat di
bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk
memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan
yang terbentuk berkisar antara 4-25 kali. ( IPB,2010).
Lensa kondensor
berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan difokus, sehingga bila pengaturannya
tepat akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal, dua
benda akan tampak menjadi satu. Perbesaran akan kirang bermanfaat jika daya
pisah mikroskop kurang baik. ( IPB,2010).
B. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo
merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran
relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda
yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen
utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. ( IPB,2010).
Lensa terdiri atas
lensa okuler dan lensa obyektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah:
(1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda
yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal
dapat diamati. ( IPB,2010).
Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa
obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3
kali, sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada bagian bawah
mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat
lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak
disamping tangkai mikroskop, sedangkan
pengatur perbesaran terletak diatas pengatur fokus. ( IPB,2010).
C. Mikroskop Elektron
Sebagai gambaran mengenai mikroskop
elektron kita uraikan sedikit dalam buku ini. Mikroskop elektron mempunyai
perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron digunakan sebagai pengganti cahaya.
Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM)
dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan untuk studi detil
arsitektur permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan obyek diamati
secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan untuk mengamati struktur detil
internal sel. (IPB,2010)
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop,
yaitu bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa
okuler. Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop,
diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber
cahaya. ( Indriani,2010).
Berikut adalah bagian-bagian
mikroskop beserta fungsinya:
a. Lensa Okuler, yaitu lensa
yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan
maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
b. Lensa Objektif, lensa ini
berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini membentuk bayangan
nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk
menentukan perbesaran lensa objektif.
c. Tabung Mikroskop (Tubus), tabung ini
berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa
okuler.
d. Makrometer (Pemutar Kasar), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan
tabung mikroskop secara cepat.
e. Mikrometer (Pemutar Halus),
pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara
lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
f. Revolver, berfungsi untuk
mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
g. Reflektor, terdiri dari
dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi
untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat
di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya
yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan
cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
h. Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masuk.
i.
Kondensor, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya
yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan.
j.
Meja Mikroskop, berfungsi
sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
k. Penjepit kaca, berfungsi
untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
l.
Lengan Mikroskop, berfungsi
sebagai pegangang pada mikroskop.
m. Kaki Mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
n.
Sendi Inklinasi (Pengatur
Sudut), untuk
mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
( Indriani,2010).
Cara Menggunakan Mikroskop
Agar diperoleh daya pisah yang
maksimal, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Letakkan mikroskop di tempat terang, buka diafragma
sampai maksimal;
2.
Atur posisi cermin datar / cekung sedemikian rupa
sehingga kaca kondensor sampai maksimal dengan memutar tombol kondensor;
3.
Naikkan kondensor sampai maksimal dengan memutar
tombol kondensor;
4.
Tempatkan preparat di meja mikroskop;
5.
Turunkan tabung mikroskop sampai lensa obyektif hampir
menyentuh gelas penutup;
6.
Melalui lensa okuler, amati preparat sampai terfokus
dengan cara memutar pengatur kasar dan pengatur halus.
Catatan :
pada saat menggunakan mikoskop, gunakan lensa okuler dan obyektif perbesaran
lemah terlebih dahulu. Aturlah celah diafragma sehingga diperoleh pencahayaan yang
cukup. ( Waluyo, 2012:2 ).
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menggunakan
Mikroskop
1.
Peganlah erat-erat mikroskop dengan satu tangan,
sedangkan tangan yang lain pakailah untuk menyangga kaki mikroskop;
2.
Meja preparat harus tetap horisontal untuk menjaga
agar preparat tidak jatuh;
3.
Bersihkan lensa hanya dengan kertas/kain khusus untuk
lensa ( soft tissue );
4.
Biasakan kedua mata tetap terbuka ketika mengamati
preparat;
5.
Setelah menggunakan mikroskop, putar pengatur kasar
agar terdapat jarak antara lensa obyektif dengan meja mikroskop, aturlah posisi
cermin dalam posisi tegak. Bersihkan lensa obyektif bila terkena minyak emersi
dan bersihkan pula meja mikroskop dari kotoran atau tumpahan medium dengan
tissue.
6.
Simpan mikroskop dalam lemri yang diberi pengatur
suhu.
( Waluyo, 2012:3
).
IV.
METODE PRAKTIKUM
4.1 Alat dan Bahan
·
Alat
1. Mikroskop
2.
Gelas objek dan gelas kaca
3.
Pipet tetes
·
Bahan
1. Potongan kertas yang bertuliskan huruf “b” dan “d”
2. Air
4.2 Langkah kerja.
a. Pengamatan huruf “d” atau “b”
Meletakkan
potongan huruf “b” atau “d” pada gelas objektif
Menutup gelas objek dengan gelas penutup
Mengamati preparat dengan dengan menggunakan perbesaran
lensa objektif
lemah
Membandingkan letak bayangan obyek
dengan letak obyek yang diamati
Menggambar bayangan yang tampak pada
mikroskop
Mengamati melalui lensa okuler, arah gerak bayangan dengan menggeser
preparat dari kiri ke kanan
b.
Mengukur Luas Bidang pandang
Meletakkan
potongan huruf “b” atau “d” pada gelas objektif
Menutup gelas objek dengan gelas
penutup
Mengamati preparat dengan dengan
menggunakan perbesaran
lensa objektif
lemah
Memperhatikan bahwa dibagian samping kiri dan di belakang
meja preparat terdapat
skala yang menentukan dua sumbu
Mengamati
melalui lensa okuler letak huruf “d” atau “b”
Menggeser
huruf tersebut ke arah kiri sampai batas terakhir huruf terlihat
Menandai
pada angka berapa letak titik dengan melihat angka pada skala
Menggeser
ke arah kiri sampai posisi yang sama dicapai oleh bagian kanan
Menghitung
luas bidang pandang dengan menghitung selisih antara kedua titik
(
diameter bidang pandang) dengan rumus L=
p r2.
V.
HASIL PENGAMATAN
Ø
b q , bayangan maya, terbalik dan
diperbesar.
¬
Preparat di gewser ke kanan, bayangannya ke kiri.
¬
Preparat di geser ke kiri, bayangannya ke kanan.
¬
Preparat di geser ke belakang, bayangannya ke depan.
Ø
d p. bayangan maya, terbalik
diperbesar.
¬
Preparat di gewser ke kanan,
bayangannya ke kiri.
¬
Preparat di geser ke kiri, bayangannya ke kanan.
¬
Preparat di geser ke belakang, bayangannya ke depan.
Menghitung
luas bidang pandang.
1.
Diketahui :
S1 =128 mm Geser atas = 15 mm
S2 =134
mm Geser
bawah = 8 mm
d1 =6
mm d2 =7 mm
r = ½ d r =1/2 d
= ½ (6) =1/2
(7)
= 3 mm =3,5
Ditanya: L...? Ditanya:
L...?
Jawab: Jawab:
L= p r2 L=
p r2
= 3,14 (3)2
= 3,14 (3,5)2
= 3,14 (9)
=3,14 (12,25)
= 28,26 mm2
=38,465 mm2
Gambar bayangan : maya,
terbalik,diperbesar p q
2.
Diketahui:
S1 = 138 mm Geser
atas = 9 mm
S2 =144 mm Geser
bawah = 6 mm
d1 =6 mm d2 = 3 mm
r =1/2 d r = ½ d
=3
mm =
1,5 mm
Ditanya:
L...? Ditanya:
L= ...?
Jawab:
Jawab:
L= p
r2 L=
p
r2
= 3,14 (3)2 = 3,14 x (1,5)2
= 3,14 x 9 = 3,14 x 2,25
= 28,26 mm2 = 7,065 mm2
Gambar bayangan : maya, terbalik,diperbesar
d p
VI.
PEMBAHASAN
1. Pengamatan
Potongan Huruf “d” atau “b”
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah kami
lakukan, letak bayangan huruf “d” berubah menjadi huruf
“p” dan letak bayangan huruf “b” berubah menjadi huruf “q”. Bayangan
bukan merupakan bayangan cermin. Hal ini dikarenakan bayangan yang di bentuk
oleh lensa objektif berada di ruang I ( antara
O dan F ) lensa okuler. Lensa okuler berfungsi sebagai lup. Oleh karena itu
bayangan yang terlihat (bayangan akhir ) maya, diperbesar, dan terbalik
terhadap arah benda aslinya.
Namun,
apabila benda yang diamati di letakkan di ruang II ( antara F dan 2F ) dari
lensa obyektif. Maka, bayangan yang terbentuk bersifat nyata, terbalik, dan
diperbesar.
Apabila
preparat digeser ke kanan, maka bayangan akan bergeser ke arah yang berlawanan yaitu ke kiri. Begitu
juga apabila preparat digeser ke belakang, maka bayangannya akan bergeser ke
depan.
2. Pengukuran
Luas Bidang pandang
a. Potongan
huruf “b”
Jika
gelas obyek digeser ke kanan maka bayangan bergeser ke kiri dan berhenti pada
angka 128. Sedangkan jika gelas obyek digeser ke kiri maka bayangan bergeser ke
kanan sdan berhenti pada angka 134.
Diameter
= nilai terbesar-nilai terkecil
= 134-128
= 6mm
Jari-jari = 3mm
L=
p
r2 = 3,14 (3)2
= 3,14 (9)
= 28,26 mm2
Jika
gelas obyek digeser ke belakang maka bayangan bergeser ke depan sebesar 15 mm.
Sedangkan jika gelas obyek digeser ke depan maka bayangan bergeser ke belakang sebesar 8 mm.
Diameter
= nilai terbesar-nilai terkecil
= 15 - 8
= 7 mm
Jari-jari = 3,5 mm
L=
p
r2 = 3,14 (3,5)2
= 3,14 (12,25)
= 38,465 mm2
b. Potongan
huruf “d”
Jika
gelas obyek digeser ke kanan maka bayangan bergeser ke kiri dan berhenti pada
angka 138. Sedangkan jika gelas obyek digeser ke kiri maka bayangan bergeser ke
kanan dan berhenti pada angka 144.
Diameter
= nilai terbesar-nilai terkecil
= 144-138
= 6 mm
Jari-jari = 3 mm
L=
p
r2 = 3,14 ( 3 )2
= 3,14 (9)
= 28,26 mm2
Jika
gelas obyek digeser ke belakang maka bayangan bergeser ke depan sebesar 9 mm.
Sedangkan jika gelas obyek digeser ke depan maka bayangan bergeser ke belakang sebesar 6 mm.
Diameter
= nilai terbesar-nilai terkecil
= 9 - 6
= 3 mm
Jari-jari = 1,5 mm
L=
p
r2 = 3,14 (1,5)2
=
3,14 (2,25)
=
7,065 mm2
VII.
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Bagian utama yang
menyusun mikroskop, yaitu bagian optik, yang terdiri dari kondensor,
lensa objektif, dan lensa okuler. Serta bagian non-optik, yang terdiri dari
kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar,
penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.
Untuk menentukan luas bidang pandang dapat digunakan
rumus L = p r2.
Sebelum kita mencari luas bidang pandang, kita harus mencari jari-jari terlebih
dahulu dengan memperhatikan pada angka berapa letak titik preparat berhenti
pada skala.
Bayangan yang dihasilkan oleh mikroskop adalah maya,
terbalik dan diperbesar. Arah gerak bayangan berlawanan dengan arah gerak obyek
yang sebenarnya. Apabila benda di geser ke kiri, maka bayangan akan bergeser ke
kanan begitu pula sebaliknya.
7.2 Saran
Harus berhati-hati dalam menggunakan mikroskop dan lebih teliti dalam melakukan pengukuran angka menggunakan
skala yang terdapat di bagian
samping kiri dan di belakang meja preparat.